Sangat menarik bila mengenal istilah EFT

EFT (Emotional Freedom Technique) adalah salah satu metode penyembuhan yang dikembangkan oleh Gary Craig (USA), yang merupakan salah satu cabang atau varian dari Energy Psychology, yang menggabungkan ilmu kedokteran China kuno (+/- 5000 tahun yang lalu) dengan ilmu psikologi modern, yang digunakan dalam terapi untuk menyembuhkan penyakit emosi dan terbukti juga mampu menyembuhkan penyakit fisik. Yang menakjubkan dari EFT adalah proses penyembuhan yang kadang sangat cepat yang untuk ukuran kita saat ini sering “tidak masuk akal”.
  • Teknik EFT dilakukan dengan mengetuk-ngetuk (Tapping) pada beberapa titik akupunctur di wajah dan tubuh dengan jari kita sambil mengingat-ingat kejadian yang emosional yang akan disembuhkan. Pendiri EFT sendiri masih menganggap EFT dalam tahap pengembangan (meskipun sudah teruji bertahun2) sehingga kalau kita mau menggunakan metode EFT maka tanggung jawab mutlak ada di tangan kita.
Tertarik dengan testimoni-testimoni keberhasilan EFT sayapun ingin mempelajari dan mencobanya. Semula saya cuma baca-baca referensi dari beberapa sumber dan Alhmadulillah saya bisa belajar EFT / Tapping langsung dari salah seorang rekan saya yang lebih dahulu mempelajarinya (thank’s Pak Rery).
Memang sejak pertama mencoba, ada beberapa kejadian yang bisa saya atasi dengan EFT. Misalnya saat ingin marah ke istri, saya coba pakai EFT dan alhamdulillah perasaan marah seketika reda. Begitupun ketika ada rasa cemas waktu dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan, EFT kembali bisa mengembalikan rasa PD saya.
Rasa takjub saya terhadap EFT kembali saya rasakan kemarin hari Sabtu, 24 Maret 2007, ketika mengantarkan anak saya untuk diobservasi sebelum masuk ke TK. Observasi itu ditujukan untuk mengetahui kemampuan anak kami apakah memenuhi kualifikasi untuk diterima di sebuah TK di Pondok Kelapa Jakarta Timur.
Saya dan istri saya sempat khawatir bisa nggak ya anak kami ikut observasi? Kami khawatir, karena selama ini Kamal (anak pertama kami) sering ‘bertingkah’ kalau ketemu orang yang baru dikenalnya. Padahal saat observasi Kamal harus ketemu orang-orang yang belum dikenalnya. Kami takut nantinya Kamal mogok alias ngambeg tidak mau ikut observasi, tidak mau masuk kelas, dan tidak mau mengerjakan tugas saat diobservasi.
Kekhawatiran kami terbukti, saat baru datang di TK, anak kami sudah nervous dan salah tingkah melihat begitu banyak anak-anak sebayanya yang belum dikenalnya plus guru-guru dan orang tua-orang tua murid yang belum pernah dilihat sebelumnya. Kami coba menenangkan dengan terlebih dulu mengajaknya bermain di perosotan, ayunan, dan mainan-mainan yang ada di TK. Saat tiba giliran Kamal masuk kelas untuk diobservasi, anak saya bertambah nervous dan saat saya ajak masuk kelas, Kamal diam seribu bahasa. Kamal sama sekali nggak mau mengerjakan tugas-tugas observasi, beberapa kali ditanya sama Bu Guru juga diam, wajahnya sangat cemas.
Saya dan Kamal kembali keluar ruangan kelas untuk kembali menenangkannya. Saat saya beri pengertian, Kamal malahan nangis dan beberapa kali marah dengan menendang-nendang kursi. Saya dan Istri ikutan nervous karena dilihatin banyak orang. duuhhh malu dech. Kamal saya bawa menjauh dan saya coba terapkan EFT pada Kamal. Bukannya tenang, Kamal malah bertambah marah dan nangis tambah kenceng.
Kamal kemudian saya serahkan ke istri saya. Dan saya menenangkan diri bermain-main bareng Qinthara adik Kamal yang Alhamdulillah tidak ikutan gelisah. Saya coba terapkan EFT pada diri saya sambil mengawasi Qinthara yang sedang main perosotan dan mandi bola.
Pikiran saya fokuskan pada Kamal yang gelisah sambil mengetuk2 titik-titik EFT di wajah dan tubuh saya sendiri (saya pakai versi shortcut dan surrogat tapping). Saya tidak ingat sudah berapa putaran melakukan EFT. Cuma tidak terasa sudah hampir 1 jam saya tidak melihat Kamal di luar kelas. Saya cari-cari, ternyata Kamal dengan didampingi Istri saya sudah masuk kelas. Sayapun coba mengintip lewat jendela kelas, saya lihat Kamal sedang mengerjakan tugas observasinya dengan tenang. Wow…
Saya tidak sabar menunggu Kamal keluar kelas. Dan saat keluar kelas saya lihat wajah Kamal sangat ceria dan istri saya juga cukup surprise dengan perubahan perilaku Kamal di kelas. Ia jadi penurut dan mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, nyaris sempurna kata istri saya. Padahal selama ini kalau Kamal ngambeg butuh waktu agak lama baginya untuk kembali ‘normal’ dan ‘back to track’.
Dalam beberapa hari ini saya amati Kamal menjadi anak lebih ceria dan sudah jarang rewel. Alhamdulillah ….
Apakah ini pengaruh dari EFT atau hanya kebetulan? Saya sendiri takjub, tapi saya yakin tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Saat ini saya coba terus terapkan EFT baik untuk diri sendiri, untuk kebaikan anak-anak kami, dan untuk masa depan kami sekeluarga. :-)
Oh ya, saya coba EFT agar kios Addina omsetnya bisa terus naik dan terus berkembang. Mengikuti saran Gary Craig sang penemu EFT : “Try It On Everything!!“. Semoga berhasil… tunggu laporan berikutnya ya…

sumber : http://fuadmuftie.wordpress.com/2007/03/27/berhasil-memanfaatkan-eft-pada-anak/

Subscribe to receive free email updates: